Dapat tugas kuliah presentasi, atau bahkan akan mempresentasikan program
terbaru di divisi tempat bekerja, membawakan acara tertentu dan lain
sebagainya, trus ngalamin yang namanya grogi tampil di depan umum atau istilahnya demam panggung?
Idiiiih, ngak zamannya lagi, udah 2012 ya. Biasanya kalau sudah grogi
tampil di muka umum, mulailah tangan berkeringat, bicara terbata-bata
dan menggigil bahasa Na nya manggeretek.hehehehe. Trus solusinya agar
berani tampil di depan umum apa Neyna????Eits, sabaar donk ah, Na kan
mau sarapan dulu#Lontong Na belum abis ni.
Ok, dilanjutkan, lantas apa saja ya yang harus kita persiapkan agar berani berbicara di depan umum? Ini dia tips berbicara di depan umum, cekidooot
1. Persiapkan diri dengan bahan-bahan yang relevan
Ketika
hendak tampil di depan umum dalam berbagai kesempatan, langkah awal
yang mesti kita persiapkan adalah persiapkan diri. Kondisi harus fit.
Ngak lucu ya ketika tampil di depan kita justru masih disibukkan dengan
flu yang mengganggu. Tidur cukup, istirahat cukup dan banyak konsumsi
air putih sebelum tampil di depan. Dengan kondisi yang baik rasa percaya
diri kita juga akan semakin terdongkrak naik. Selain persiapan diri,
persiapkan juga bahan-bahan yang akan kita tampilkan ketika tampil di
depan nanti. Jika perlu, siapkan catatan kecil yang rapi, sehingga
ketika sewaktu-waktu kita grogi dan menghilangkan memori-memori di otak
kita#ini bukan amnesia ya, kita bisa membuka catatan kecil tersebut dan
mengingatkan kita kembali pada poin yang akan kita bicarakan.
2. Siapkan penampilan terbaik
Tidak
perlu harus ke salon atau lain sebagainya, yang terpenting ketika
tampil di depan pakaian yang kita gunakan rapi dan penampilan kita
bersih. Jangan sampai kita tampil di depan umum dengan keadaan yang
aut-autan. Lakukan persiapan minimal di malam hari atau sehari sebelum
hari-H, agar ketika tampil bisa dengan penampilan terbaik, rapi,
cantik/ganteng dan wangi.
3. Latihan vocal sebelum tampil
Ketika
kita tampil sebagai publik speaker, vocal yang keluar dari mulut kita
haruslah vocal yang jelas. Karena itulah tidak ada salahnya untuk
berlatih vocal, A-I-U-E-O sebelum tampil
4. Datang lebih awal
Sebelum
tampil, kita harus sudah berada di lokasi minimal 15 menit. Hal ini
agar kita menguasai ruangan atau tempat kita tampil nanti. Tujuannya
agar kita bisa lebih rileks. Jika kita datang terlambat, keadaannya
justru semakin tidak baik, selain tidak menguasai ruangan, konsentrasi
kita juga tidak fokus.
5. Siap tampil
Ketika
sudah siap dengan persiapan di atas, berarti kita sudah siap tampil.
Ketika tampil dalam posisi berdiri, perhatikan juga sikap berdiri kita.
Berdirilah dengan elegan, berdiri tegap. Bila perlu ketika akan tampil
ini minum air putih, supaya tidak seret. Tarik nafas dalam dari hidung
dan keluarkan dari mulut, agar lebih rileks.
Semakin sering kita
tampil di depan umum, maka akan semakin terbiasa menghadapi orang
banyak. Selamat tampil di depan umum :), cayyooo
Selasa, 18 September 2012
Rabu, 12 September 2012
Sejarah Kabupaten Cilacap
Sejarah Kabupaten Cilacap
1. Zaman Kerajaan Jawa
Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam Banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap di sebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .
Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon.
Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pelabuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap".
Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan Kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.
Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.
Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut:
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana ke arah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.
Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam Banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap di sebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .
Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon.
Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pelabuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap".
Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan Kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.
Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.
Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut:
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana ke arah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.
Dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui
bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih
besar dari pada eks Kawedanan Kroya, karena waktu itu belum terdapat
Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub-bagian Distrik Adiraja dan
sebagai Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder Regentschap
Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.
Pada masa Residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Pada masa Residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri
Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten
Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih
dari F.5.220 per tahun yang keduanya memerlukan persetujuan Raja
Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah
Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).
Daftar Nama Bupati Cilacap :
1. R. Tumenggung Tjakra Werdana II (1858-1873)
2. R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)
3. R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)
4. R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)
5. R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
6. Raden Mas Soetedjo (1950-1952)
7. R. Witono (1952-1954)
8. Raden Mas Kodri (1954-1958)
9. D.A Santoso (1958-1965)
10. Hadi Soetomo (1965-1968)
11. HS. Kartabrata (1968-1974)
12. H. RYK. Moekmin (1974-1979)
13. Poedjono Pranyoto (1979-1987)
14. H. Mohamad Supardi (1987-1997)
15. H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)
16. H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002-2009)
1. R. Tumenggung Tjakra Werdana II (1858-1873)
2. R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)
3. R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)
4. R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)
5. R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
6. Raden Mas Soetedjo (1950-1952)
7. R. Witono (1952-1954)
8. Raden Mas Kodri (1954-1958)
9. D.A Santoso (1958-1965)
10. Hadi Soetomo (1965-1968)
11. HS. Kartabrata (1968-1974)
12. H. RYK. Moekmin (1974-1979)
13. Poedjono Pranyoto (1979-1987)
14. H. Mohamad Supardi (1987-1997)
15. H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)
16. H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002-2009)
17. H. Tatto Suwarto Pamuji (2011-sekarang).
Selasa, 11 September 2012
3 TEMPAT ROMANTIS DI YOGYAKARTA
Tempat romantis di Jogja. Apakah anda sedang cari-cari tempat yang indah dan bernuansa romantis khususnya di Yogyakarta? Terlebih bagi para remaja yang gemar pergi-pergi ke tempat wisata di Jogja sangat banyak pilihan, dari wisata pantai sampai pegunungan. Tempat romantis yang indah dikunjungi bersama kekasih. Berikut ini 3 tempat romantis di Jogja.
Tempat romantis di Jogja. Apakah anda sedang cari-cari tempat yang indah dan bernuansa romantis khususnya di Yogyakarta? Terlebih bagi para remaja yang gemar pergi-pergi ke tempat wisata di Jogja sangat banyak pilihan, dari wisata pantai sampai pegunungan. Tempat romantis yang indah dikunjungi bersama kekasih. Berikut ini 3 tempat romantis di Jogja.
1. Bukit Bintang
Tepatnya di bukit patuk Jl.
Jogja - Wonosari Km. 15, Piyungan, Yogyakarta.tempatnya romantis bangett
di tebing pinggir . Di malam hari anda bisa melihat pemandangan indah
kota Jogja di atas detaran tinggi dan di saat bulan terang, pemandanga
menjadi seperti bintang. Banyak tempat seperti cafe dan warung dengan
bermacam-macam pilihan jajanan dan harganya pun terjangkau untuk
kalangan mahasiswa. Dan di kala sore hari anda dapat menikmati sunset
warna jingga yang terlihat indah menuju malam berbintang.
Pertjalanan cukup mudah dan singkat sekitar 20 menit dari kota Jogja
2. Pantai Siung Gunungkidul
Keindahan pantai ini bukan
saja hanya pemandangan pantai, tetapi kawasan batu karang yang digemari
para pemanjat untuk rock climbing. Yang romantis adalah ketika menikmati
pemandangan dari atas batuan karang di sore hari. Jika cuaca terang
tempat ini sering di kunjungi karena memang bagus untuk bersantai.Ketika
malam pun banyak yang senang mendirikan tenda di pinggir pantai dan
menikmati suasana malam di pinggir pantai. Pantai Siung merupakan salah
satu dari banyak pantai di daerah Gunungkidul yang ramai di kunjungi.
Pantai Siung cukup jauh anda butuh sekitar 2-3 jam untuk sampai dari kota Jogja.
3. Pegunungan Kaliurang
Kaliurang memang
sudah terkenal sebagai temapat wisata keluarga, tetapi juga digemari
para remaja untuk berkunjung bersama-sama, berwisata dan menginap di
sana. Susana pegunungan dan pemandangan gunung Merapi memberikan kesan
yang menawan. Tempat ini akan menjadi romantis jika anda pergi untuk
menikmati pemandangan dan susana alami bersama kekasih pasangan.
Jalan
yang anda tempuh ke tempat ini penuh dengan pemandangan yang cukup
indah ketika sudah memasuki area pegungungan jalan yang menanjak,
sekitar 40-60 menit dari kota Jogja.
Langganan:
Postingan (Atom)